Saturday, May 22, 2021

MAKALAH GEOGRAFI - MINERAL DAN BATUAN

 

MAKALAH GEOGRAFI

MINERAL DAN BATUAN

 



 

Disusun oleh:

AYUNDA DETA SEPTIANI

X IPS 5

 

 

 SMA N 1 MANAWELAH

Jl. Babakan ahbiasa No. 62 Kecamatan, Kabupaten

Tahun Pelajaran 2016/2017




BAB I PENDAHULUAN

 

1.      Latar Belakang

Bumi yang kita tinggali terdiri dari beberapa lapisan. Diataranya Lithosfer. Lithosfer berasal dari kata lithos yang artinya batuan dan sphere artinya lapisan. Jadi, lithosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau bisa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini umumnya terdiri dari senyawa kimia yang kaya akan SiO₂, itulah sebabnya lapisan litisfer sering disebut lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri dari 2 bagian, yaitu litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau ⅓ bagian) dan litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau ⅔ bagian).

Litosfer tersusun dari tiga macam batuan, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf atau malihan. Proses terbentuknya ketiga macam batuan itu berbeda. Batuan tersebut berasal dari magma. Magma adalah larutan silikat yang cair dan pijar yang terdapat dalam bumi dan menempati batolit atau dapur magma.

 

 

2.      Rumusan Masalah

Untuk lebih memudahkan pembahasan materi, maka dibuatlah rumusan masala sebagai berikut :

a.      Apa itu mineral ?

b.      Macam-macam batuan penyusun litosfer.

3.      Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebgai berikut :

a.      Untuk mengetahui apa itu mineral.

b.      Untuk mengetahui macam-macam batuan penyusun lithosfer.




BAB II PEMBAHASAN

 

1.      Mineral

 

A.     Pengertian mineral

Mineral adalah benda padat homogen yang anorganik dan terbentuk secara alami dan berbenyuk kristal dengan sifat fisik dan sifat alami tertentu. Mineral dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur di dalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang yeratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian kristal secara unum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Study yang mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.

Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Beberapa mineral merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu “karbon”. Setiap mineral mempunyai susunan unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama dengan melakukan analisa secara kimiawi, dan yang kedua yang palin umum dilakukan adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang dimaksud dengan sifat fisik yaitu, (1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah (4) warna, (5) kekerasan, (6) goresan, (7) kilap.

B.      Sifat Fisik Mineral

 

a.      Bentuk kristal

Kristal akan memiliki bentuk yang khas setelah memiliki kesempatan berkembang tanpa adanya hambatan. Bentuk-bentuk kristal antara lain adalah triklin, monoklin, tetragonal, orthorombik, hexagonal, isometrik dan trigonal.

b.      Berat Jenis

Setiap kristal memiliki berat jenis yang berbeda. Besarnya ditentukan oleh unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya mineral pembentuka batuan memiliki berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5.

c.       Bidang Belah

Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.

d.      Warna

Warna yang khas dapat diguanakan untuk mengenali adanya unsur-unsur tertentu di dalamnya.

e.      Kekerasan

Kekerasan adalah sifat resistenti dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau mudah tergores. Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan yang lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibanding dengan mineral lawannya. Kekerasan mineral mulai dari yang terlunak sampai yang terkeras diajukan oleh Mohs. Sehingga disebut sebgai Skala Mohs.


Kekerasan

Mineral

1

Talk

2

Gypsum

3

Kalsit

4

Fluorit

5

Apatit

6

Ortoklas

7

Kuarsa

8

Topaz

9

Korundum

10

Intan

f.      Goresan Pada Bidang

Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit yang sangat jelas dan khas.

  

g.      Kilap

Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 jenis, yaitu kilap logam dan kilap non-logam.

 

C.     Penggolongan Mineral

Berdasarkan senyawa kimiawinya mineral dapat dibedakan menjadi mineral silikat dan mineral non-silikat. Mineral pembentuk batuan dikelompokan mejadi 4 yaitu :

a.      Mineral silikat

Hampir 90% mineral pembentuk batuan berasal dari kelompok ini yang merupakan persenyawaan antar silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak bumi terdiri dari mineral silikat. Silikat merupakan bagian utama pembentuk batuan. Silikat pembentuk batuan yang umun dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok feromagnesiun dan kelompok non-feromagnesium.


Feromagnesium

Non-feromagnesium

Mika biotit

Kuarsa

Amfibol

Felspar alkali

Pyroksen

Felspar plagiklas

Olivine

Mika muskovit


b.Mineral feromagnesium
Umumnya memiliki warna gelap dan berat jenis yang besar.
Olivine : dikenal dengan warnanya yang “olive” , tumbuh sebgai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurana.
Augitit : warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus.
Hornblende : warnanya hijau hingga hiatam. Berat jenis 3.2 dan mempunai bdang belah yang  berpotongan dengan sudut.
Biotite : adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam.

 

c. Mineral non-feromagnesium
Muskovit : disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, ciklat, hijau atau merah.
Felspar : mineral pembentuk batuan yang paling banyak.
Ortholkas : mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu.
Kuarsa : adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncuk dengan warna seperti asap, kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung.

 d.  Mineral Oksida

Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigendan unsur tertentu. Mineral oksida umumnya lebihkeras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.

e. Mineral sulfida

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sufur.

f. Mineral-mineral karbonat dan sulfat


 

1.      2. BATUAN

Kemanapun kita menoleh maka kita akan selalu bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan. Sebut saja kerakal di halaman rumah, kemudian di jalan yang landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Batu atau batuan yang kita lihat dimana-mana itu ada yang sama warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak heran apabila batuan merupakan bagian utama dari muka bumi kita ini.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan tadi, maka batuan dikelompokan menjadi 3 kelompok besar yaitu batuan beku, batuan sedimen,dan batuan metamorf. Ahli geologi menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lain. Dan batuan beku dianggap sebgai “nenek moyang” dari batuan lainnya.

 

A.     Pengelompokan batuan

 a.      Batuan beku

Batuan beku adalah batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan mengeras. Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.

1)      Berdasarkan tempat terbentuknya

·         Batuan beku plutonik, batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.

·         Batuan beku hypabisa, batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari permukaan bumi.

·         Batuan beku vulkanik, batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.

2)      Berdasarkan warnanya

·         Leucocratic rock, kandungan mineral mafic (gelap) <30%

·         Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30%-60%

·         Melanocratic rock, kandungan mneral mafic 60%-90%

·         Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic >90%

3)      Berdasarkan kandungan kimianya

·         Batuan beku asam (acid), kandungan SiO₂ 65%,contoh : granit, ryolit.

·         Batuan beku menengah (intermediet), kandungan SiO₂ 65%-52%, cotoh : diorit dan andesit.

·         Batuan beku basa (basic), kandungan SiO₂ 52%-45%, contoh : gabro, basalt.

·         Batuan beku ultrabasa (ultra basic), kandungan SiO₂ <45%

 

v  Tekstur batuan beku

 1.      Tingkat kristalisasi

 a.      Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal.

b.      Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas.

c.       Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas.

2. Ukuran butir

  1.  Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir selurunya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.
  2. Aphanitic, yaitu batuan eku yang hampir seuruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.

 b. Batuan sedimen

Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi, yang telah mengalami proses pengangkutan (transfortasi) dari satu tempat ke tempat lainnya. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen apabila mengeras akan menjadi batuan sedimen, ilmu yang mempelajari tentang batuan sedimen disebut sedimentologi.

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi.

v  Tiga cara pengangkutan sedimen

·         Suspension ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya, sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.

·         Bed load ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar, sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan parikel-partikel yang besar di dasar.

·         Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.

 

v  Pengelompokan batuan sedimen berdasarkan tempat pembentukannya

·         Batuan sedimen kimiawi, batuan yang terjadi karena proses kimiawi. Contoh : stalagtit dan stalagmit.

·         Batuan sedimen oranik, batuan yang terjadi karena proses pengendapan mendapat bantuan dari organisme.

·         Batuan sedimen klastik, batuan asal yang mengalami penghancuran secara mekanis dari ukiran besar menjadi ukuran kecil. Contoh : batuan pasir dan batu lempung. Klasifikasi ukuran butir yang dipakai dalam pengelompokan batuan sedimen klastik menggunakan klasifikasi wentworth seperti di bawah ini.


NAMA BUTIR

UKURAN BUTIR (mm)

SEDIMEN

TIPE BATU BUNDAR

Bongkahan

Boulder

>256

 

 

Berangkal

Cooble

64-256

 

Rudites ( konglomerat, breccia)

Kerakal

Pebble

4-64

Gravel

 

Kerikil

Granule

2-4

 

 

Pasir sangat kasar

Very coarse sand

1-2

 

 

Pasir kasar

Coarse sand

½-1

 

 

Pasir sedang

Medium sand

¼-½

Sand

Sandstones

Pasir halus

Find sand

⅛-¼

 

 

Pasir sangat halus

Very find sand

1/16-⅛

 

 

Lanau

Silt

1/256-1/16

 

Lutites (mudrocks)

lempung

clay

<1/256

Mud

 


c. Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa pada batuan yang sudah ada karena perubahan temperatur (T), tekanan (P), atau temperatur dan tekanan secara bersamaan. Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi tiga kelas atas dasar derajat metamorfosanya, yaitu :

    1. Batuan metamorfosa derajat rendah
    2. Batuan metamorfosa derajat menengah.
    3. Batuan metamorfosa derajat tinggi 

1.      Penamaan batuan metamorf

Penamaan batuan metamorf didasarkan pada tekstur, struktur dan komposisi mineral yang menyusun batuan tersebut. Adapun tekstur batuan metamorf terdiri dari :

1)      bentuk butir granoblatic (terdiri dari mineral-mineral granular)

2)      Lepidoblastik (terdiri dari mineral-mineral pipih)

3)      Nematoblastik (terdiri dari mineral-mineral orthorombik)

Sedangkan teksturnya ada foliasi dan non-foliasi.

1)      Tekstur foliasi

Yaitu tekstur batuan metamorf yang memperlihatkan adanya orientasi dari mineralnya.

  • Schistose, struktur batuan metamorf yang memperlihatkan perselingan orientasi mineral pipih dan mineral granular/nematoblastik.
  • Gneistose, struktur batuan metamorf yang memperlihatkan hubungan daro rientasi mineral pipih dan mineral granular yang saling berpotongan/tidak menerus.
  •  Hornfelsic, struktur batuan metamorf yang hanya tidak memperlihatkan foliasi.


BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan

  1. Mineral adalah benda padat homogen yang anorganik dan terbentuk secara alami dan berbenyuk kristal dengan sifat fisik dan sifat alami tertentu.
  2. Terdapat 4 jenis mineral di bumi yaitu silikat, oksida, sulfida, sulfat dan karbonat.
  3. Berdasarkan persamaan dan perbedaannya, maka batuan dikelompokan menjadi 3 kelompok besar yaitu batuan beku, batuan sedimen,dan batuan metamorf.


No comments:

Post a Comment

DOKUMENTASI PKL INSPEKTORAT 2021 - 2022